Title

Tuesday, 7 April 2015

ANALISIS PENGARUH KEBAKARAN DAN PEMAHAMAM TENTANG PEMADAMAN KEBAKARAN

Artikel Populer



Oleh :
Fatrianur Ardianto
NIM. 2014.201.00047




“REGULER A”
SISTEM INFORMASI
STMIK SPB AIRLANGGA  SAMARINDA
TAHUN 2015






A.    Pengertian
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi  akibat tidak terkendalinya sumber energi. Siklus ini  berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event dinamic) yang dimulai dari pra kejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi dan beberapa  syarat pencetusnya  terpenuhi, utamanya pada saat  pra kejadian.
Ada poin-poin yang menjadi persyaratan dasar yang apabila gagal dilakukan pengendalian akan memicu peristiwanya, kemudian akan memasuki tahapan tidak terkendali dan sukar dipadamkan. Syarat kondisi tersebut di antaranya adalah terdapat  bahan yang dapat terbakar, misalnya minyak, gas bumi, kertas, kayu bahkan rumput kering dan sebagainya. Bilamana bahan yang dapat terbakar tersebut berada dalam kondisi tertentu dan bertemu pencetusnya maka seketika akan  segera menimbulkan api. Sedangkan pencetus itu sendiri penyebabnya cukup banyak di antaranya energi petir, api terbuka, listrik bahkan hanya sekedar percikan bunga api.
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap orang dan kecelakaan yang berakibat fatal. Kebakaran ini dapat mengakibatkan suatu kerugian yang sangat besar baik kerugian materil maupun kerugian immateriil. Sebagai contoh kerugian nyawa, harta, dan terhentinya proses atau jalannya suatu produksi/aktivitas, jika tidak ditangani dengan segera, maka akan berdampak bagi penghuninya. Jika terjadi kebakaran orang-orang akan sibuk sendiri, mereka lebih mengutamakan menyelamatkan barang-barang pribadi daripada menghentikan sumber bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat disayangkan karena dengan keadaan yang seperti ini maka terjadinya kebakaran akan bertambah besar. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran semakin meningkat. Penduduk semakin padat, pembangunan gedung-gedung perkantoran, kawasan perumahan, industry yang semakin berkembang sehingga menimbulkan kerawanan dan apabila terjadi kebakaran membutuhkan penanganan secara khusus.


Proses kebakaran atau terjadinya api sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan, panas dan oksigen. Tanpa salah satu  dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses pembakaran.

B.     Tugas Pokok Seksi Bidang Pemadam Kebakaran

-          Kepala Bidang Pemadaman Kebakaran

Tugas Pokok : Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Kebakaran dilingkup Pemadaman Kebakaran .

Fungsi :
1.      Penyusunan rencana program dan kegiatan dilingkup Pemadaman Kebakaran;
2.      Penyusunan petunjuk teknis dilingkup  Pemadaman Kebakaran;
3.      Pelaksanaan Pemadaman Kebakaran Dilingkup Pemadaman dan Penanggulangan Kebakaran, Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran;
4.      Pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dilingkup Pemadaman Kebakaran;
5.      Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan  dilingkup Pemadaman Kebakaran; dan
6.      Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Dinas serta memberikan saran dan pertimbangan dilingkup Pemadaman Kebakaran.

-          Kepala Seksi Seksi Pemadaman dan Penanggulangan Kebakaran

Tugas Pokok :  Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pemadaman Kebakaran  dilingkup Pemadaman dan Penanggulangan Kebakaran.


Fungsi :
1.      Pengumpulan data dilingkup Pemadaman dan Penanggulangan Kebakaran;
2.      Pelaksanaan Pemadaman dan Penanggulangan Kebakaran yang meliputi penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pemadaman dan penanggulangan kebakaran, pengadaan sumber-sumber air dan bahan-bahan lain dalam rangka Pemadaman dan Penaggulangan Kebakaran; dan
3.      Pelaporan pelaksanaan kegiatan dilingkup Pemadaman dan Penanggulangan Kebakaran.

-          Kepala Seksi Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran

Tugas Pokok :  Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Pemadaman Kebakaran  dilingkup Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran

Fungsi :
1.      Pengumpulan data dilingkup Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran;
2.      Pelaksanaan Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran yang meliputi penyuluhan, pelatihan pemadam kebakaran, perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penyusunan dan pemeriksanaan kesiapan / kesiagaan sarana, mobil kebakaran, dan peralatan pemadaman dan penyelamatan serta bencana lain; dan
3.      Pelaporan pelaksanaan kegiatan dilingkup Pelatihan dan Pencegahan Kebakaran;

C.    Jenis bahan bakar
Bahan bakar umumnya dubagi atas 3 jenis antara lain jenis bahan bakar padat,bahan bakar gas , dan cair :
1.      Benda Padat
Bahan bakar padat yang terbakar akan meninggalkan sisa berupa abu atau arang setelah selesai terbakar. Contohnya: kayu, batu bara, plastik, gula, lemak, kertas, kulit dan lain-lainnya.
2.      Benda Cair
Bahan bakar cair contohnya: bensin, cat, minyak tanah, pernis, turpentine, lacquer, alkohol, olive oil, dan lainnya.


3.      Benda Gas
Bahan bakar gas contohnya: gas alam, asetilen, propan, karbon monoksida, butan, dan lain-lainnya

D.    Terjadinya sumber nyala
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya sumber nyala, antaa lain :
-          Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Alam
-          Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Kimia
-          Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Listrik
-          Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Mekanik
-          Sumber nyala terjadi karena proses / peristiwa Nuklir

Sumber panas bisa bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :

-          Sumber api terbuka yaitu penggunaan api yang langsung dalam beraktifitas seperti : masak, las, dll.
-          Listrik Dinamis yaitu panas yang berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik seperti : setrika, atau karena adanya korsleting.
-          Listrik Statis yaitu panas yang ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion positif seperti : peti.
-          Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll.
-          Kimia yaitu panas yang timbul akibat reaksi kimia seperti : karbit dengan air.


E.     Klasifikasi Kebakaran/Pengelompokkan Kebakaran
Klasifikasi/pengelompokkan kebakaran menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/MEN/1980 Bab I Pasal 2, ayat 1 adalah sebagai berikut :

Kebakaran Kelas A
Adalah kebakaran yang menyangkut benda-benda padat kecuali logam. Contoh : Kebakaran kayu, kertas, kain, plastik, dsb.
Alat/media pemadam yang tepat untuk memadamkan kebakaran kelas ini adalah dengan : pasir, tanah/lumpur, tepung pemadam, foam (busa) dan air .

Kebakaran Kelas B
Kebakaran bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar.
Contoh : Kerosine, solar, premium (bensin), LPG/LNG, minyak goreng.
Alat pemadam yang dapat dipergunakan pada kebakaran tersebut adalah Tepung pemadam (dry powder), busa (foam), air dalam bentuk spray/kabut yang halus.

Kebakaran Kelas C
Kebakaran instalasi listrik bertegangan. Seperti : Breaker listrik dan alat rumah tangga lainnya yang menggunakan listrik.
Alat Pemadam yang dipergunakan adalah : Carbondioxyda (CO2), tepung kering (dry chemical). Dalam pemadaman ini dilarang menggunakan media air.

Kebakaran Kelas D
Kebakaran pada benda-benda logam padat seperti : magnesum, alumunium, natrium, kalium, dsb.
Alat pemadam yang dipergunakan adalah : pasir halus dan kering, dry powder khusus.

Dari keempat jenis kebakaran tersebut yang jarang ditemui adalah kelas D, biasanya untuk kelas A, B dan C alat pemadamnya dapat digunakan dalam satu tabung / alat, kecuali bila diperlukan jenis khusus.

F.     Faktor penyebab terjadinya kebakaran
Secara umum, kebakaran disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor manusia dan faktor teknis.
-          Faktor Manusia
Sebagian besar kebakaran yang disebabkan oleh faktor manusia timbul karena kurang pedulinya manusia tersebut terhadap bahaya kebakaran dan juga kelalaian. Sebagai contoh:
1.      Merokok di sembarang tempat, seperti ditempat yang sudah ada tanda “Dilarang Merokok”.
2.      Menggunakan instalasi listrik yang berbahaya, misal sambungan tidak benar, mengganti sekering dengan kawat.
3.      Melakukan pekerjaan yang berisiko menimbulkan kebakaran tanpa menggunakan pengamanan yang memadai, misalnya mengelas bejana bekas berisi minyak atau bahan yang mudah terbakar
4.      Pekerjaan yang mengandung sumber gas dan api tanpa tanpa mengikuti persyaratan keselamatan, misalnya memasak menggunakan tabung gas LPG yang bocor dan lain-lain.

-          Faktor Teknis
Faktor Teknis lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hal-hal yang memicu terjadinya kebakaran, misalnya:
1.      Tidak pernah mengecek kondisi instalasi listrik, sehingga banyak kabel yang terkelupas yang berpotensi terjadi korsleting yang bisa memicu terjadinya kebakaran
2.      Menggunakan peralatan masak yang tidak aman, misalnya menggunakan tabung yang bocor, pemasangan regulator yang tidak benar, dan lain-lain
3.      Menempatkan bahan yang mudah terbakar didekat api, misalnya meletakkan minyak tanah atau gas elpiji didekat kompor
4.      Menumpuk kain-kain bekas yang mengandung minyak tanpa adanya sirkulasi udara. Bila kondisi panas, kondisi seperti ini bisa memicu timbulnya api.

G.    Proses Terjadinya Kebakaran
Terjadinya kebakaran adalah merupakan suatu proses yang berkelanjutan dimana proses tersebut juga merupakan peristiwa reaksi kimia, dengan unsur-unsur yang terlibat didalamnya antara lain :
1.      Adanya bahan bakar atau benda - benda yg dapat terbakar
2.      Adanya gas oksigen /O2 yang jumlah prosentasinya cukup memadai untuk proses
3.      Adanya sumber nyala yang dapat menimbulkan kebakaran

H.    Penanggulangan Kebakaran
Telah diketahui bahwa dari suatu kejadian kebakaran dapat menimbulkan bermacam - macam akibat , antara lain korban jiwa dan harta benda. Tentunya kejadian tersebut tidak kita inginkan, oleh karena itu dipikirkan  tindakan dalam penanggulanganya. Pada umumnya penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan meliputi :

1.      Mencegah Terjadinya Kebakaran
Ialah merupakan tindakan-tindakan dilakukan guna mencegah terjadinya kebakaran .tindakan tindakan-tindakan tersebut harus dilakukan oleh setiap orang untuk itu diharapkan pengertian dan kesadaran agar dapat melaksanakan apa yang menjadi tujuan, maka perlu adanya pengarahan dan bimbingan mengenai pencegahan bahaya kebakaran kepada semua orang ,khususnya yang berada dilingkungan kerja.


2.      Perlindungan Bahaya Kebakaran
Ialah merupakan tindakan yang dilakukan guna melindungi dari bahaya kebakaran sehingga tidak turut terbakar dalam batas waktu tertentu atau mencegah meluasnaya kebakaran ketempat lain sebelum pnanggulangan lebih lanjut

3.      Pemadam Kebakaran
Ialah merupakan salah satu tindakan dalam penanggulangan kebakaran bersifat represif.

I.       Cara Untuk Memadamkan Kebakaran
Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masingmasing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.

J.      Media Pemadaman Api
Media pemadam api menurut fasanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
-          Jenis padat : misalnya pasir,tanah,selimut api, tepung kimia (dry chemical)
-          Jenis cair : misalnya air, busa
-          Jenis gas : misalnya gas asam arang (CO2), Halon 1102
Beberapa jenis media pemadam tersebut diterangkan sebagai berikut :
Metode Pemadaman Api

a.      Pasir
Pasir efektif digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B yaitu tumpahan minyak atau ceceran minyak. Tujuan utama dari penggunaan pasir ini berfungsi untuk membatasi menjalarnya kebakaran, namun untuk kebakaran kecil dapat digunakan untuk menutupi permukaan bahan yang terbakar sehingga memisahkan udara dari proses nyala yang terjadi, sehingga nyala padam.
b.      Tepung Kimia
Menurut kelas kebakaran yang dipadamkan tepung kimia dibagi menjadi sebagai berikut :
·         Tepung kimia reguler (untuk kebakaran kelas B dan C).
·         Tepung kimia serbaguna (multipurpose), untuk kebakaran kelas ABC. Misalnya : Monoamonium Phosphate (MAP).
·         Tepung khusus untuk kebakaran logam (kelas D), misalnya : Met-L-X, TEC, Lith X Powder dll.
c.       Air
Air cocok untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Dalam pemadaman kebakaran air yang paling banyak dipergunakan. Hal tersebut karena air mempunyai keuntungan sebagai berikut :
·         Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
·         Murah
·         Mudah disimpan, diangkut dan dialirkan
·         Dapat dipancarkan dalam berbagai bentuk
·         Mempunyai daya 'menyerap panas' yang besar, yang menjadi ciri utama dari media pemadam air.
·         Mempunyai daya mengembang uap yang tinggi.


Kelemahan air sebagai media pemadam, antara lain :
·         Menghantar listrik sehingga tidak cocok untuk kelas C.
·         Berbahaya bagi bahan-bahan kimia yang larut dalam air atau yang eksotherm (menghasilkan panas).
·         Dapat terjadi 'slop over' bila digunakan untuk memadamkan minyak secara langsung

d.      Busa (Foam)
Busa adalah kumpulan dari gelembung-gelembung cairan (bubbles) yang mengapung diatas permukaan zat cair dan mengalir pada permukaan bahan padat. Dari bentuk fisik busa tersebut maka sangat efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B, terutama pada permukaan yang terbakar sangat luas, sehingga sulit bagi media pemadam lain untuk menjangkau tipe kebakaran tersebut.

e.       Tabung APAR (Alat Pemadaman Api Ringan)
Digunakan terutama untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C. Umumnya APAR tipe ini mempunyai corong/nozzle penyemprot yang lebar.

Sifat-sifatnya antara lain :
·         Bersih tidak meninggalkan bekas.
·         Non Toxide ( tidak beracun ).
·         Bukan penghantar listrik.
·         Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )
·         Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang terbakar.
·         Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
·         Tekanan kerja sangat besar.


Cara-cara pemakaiannya :
1.      Turunkan tabung CO2 dari tempatnya.
2.      Lepaskan horn dari tempat jepitannya.
3.      Putuskan  lead seal (pen pengaman).
4.      Pegang horn dengan tangan kiri dan arahkan keatas.
5.      Tekan katup dengan tangan kanan (tujuannya untuk mencoba alat ditempat sebelum  menuju kearah api).
6.      Bila keadaan baik bawa ketempat kebakaran.
7.      Semprotkan dengan mengarahkan horn kearah api dari arah datangnya angin dan usahakan agar menutup keseluruhan daerah permukaan api.

Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang antara lain :

1.      Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak boleh digembok atau diikat mati.
2.      Jarak jangkauan maksimum 15 m.
3.      Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
4.      Jenis media dan ukuran sesuai dengan klasifikasi kebakaran dan beban api.
5.      Diperiksa secara berkala.
6.      Bisa diisi ulang (Refill).
7.      Kekuatan konstruksi terstandar.

K.    Suka Duka Seorang Pemadam Kebakaran

Sebagai seorang Pemadam Kebakaran tentu mempunyai pengalaman baik suka maupun duka.

Berikut ini Suka dari seorang Pemadam Kebakaran :
-          Jika kita berhasil memadamkan api di salah satu TKP Kebakaran, tentunya hati seorang Pemadam Kebakaran sangat senang sekali dan merasakan kebanggaan yang luar biasa.
-          Jika kita sukses dalam memadamkan Api di TKP, terkadang seorang Pemadam Kebakaran juga mendapatkan Penghargaan dari Masyarakat sekitar. Contohnya : Mendapatkan Makanan atau Minuman.
-          Seorang Pemadam Kebakaran juga sangat senang karena bertemu dengan rekan rekan kerja Pemadam Kebakaran.

Berikut Duka dari seorang Pemadam Kebakaran :
-          Ketika dijalan sering mendapatkan hambatan, mulai dari Kemacetan di perjalanan hingga di TKP. Itu merupakan Hambatan bagi Pemadam Kebakaran karena dengan hal seperti itu, Pemadam Kebakaran akan terlambat sampai di TKP.
-          Ketika sudah sampai di TKP, bukan nya banyak yang menolong melainkan banyak yang menonton. Sehingga Pemadam Kebakaran sangat sulit untuk melakukan Pemadaman Api.
-          Jika Pemadam Kebakaran telat sampai di TKP, Masyarakat menyalahkan Seorang Pemadam Kebakaran padahal masyarakat tidak mengetahui Hambatan-hambatan selama menuju ke TKP.

No comments:

Post a Comment